tab_judul

Kamis, Desember 18, 2008

7 (tujuh) Indikator Kebahagiaan di Dunia

Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi'in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :


Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.
Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona'ah),
sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah
nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur
sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang
diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah.

Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu :
"Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari
kita". Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak
amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang
lebih besar lagi. Bila ia tetap "bandel" dengan terus bersyukur maka
Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Maka
berbahagialah orang yang pandai bersyukur!

Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.
Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga
yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga)
akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada
kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang
sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya
menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholeh,
akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani
suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah
menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholeh.

Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.
Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang
anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah
SAW bertanya kepada anak muda itu : "Kenapa pundakmu itu?" Jawab anak
muda itu : "Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu
yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah
melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat,
ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu
menggendongnya" . Lalu anak muda itu bertanya: " Ya Rasulullah, apakah
aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?"
Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: "Sungguh Allah
ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku
ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu".

Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita
ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita,
namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh,
dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan
Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh.

Keempat, albaitu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman
kita.
Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal
siapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah
orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam
sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul
dengan orang-orang yang sholeh.

Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan
mengingatkan kita bila kita berbuat salah. Orang-orang sholeh adalah
orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu
terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut
menyinari orang-orang yang ada disekitarnya. Berbahagialah orang-orang
yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.

Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.
Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi
halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya.
Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah
bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu
berdoa sudah bagus", kata Nabi SAW, "Namun sayang makanan, minuman dan
pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya
dikabulkan".
Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat
mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari
hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi
ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu
dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.

Keenam, Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.
Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu
agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk
belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya.
Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia
belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada
Allah dan rasul-Nya.

Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami
agama akan meng "hidup" kan hatinya, hati yang "hidup" adalah hati yang
selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah
orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.

Ketujuh, yaitu umur yang baroqah.
Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang
setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi
hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi
dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun
cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu
pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka
iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia
sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan
yang diangankannya.

Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri
untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia
untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan
bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk
meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan
keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah.
Inilah semangat "hidup" orang-orang yang baroqah umurnya, maka
berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.

Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator
kebahagiaan dunia.

Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator
kebahagiaan dunia tersebut ? Selain usaha keras kita untuk memperbaiki
diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering dan se-khusyu'
mungkin membaca doa `sapu jagat' , yaitu doa yang paling sering dibaca
oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama doa tersebut "Rabbanaa aatina
fid dun-yaa hasanaw" (yang artinya "Ya Allah karuniakanlah aku
kebahagiaan dunia "), mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada
Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas
ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak yang
soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal,
semangat untuk memahami ajaran agama, dan umur yang baroqah.

Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam
genggaman kita, setidak-tidaknya kalau kita mendapat sebagian saja sudah
patut kita syukuri.

Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu "wa fil
aakhirati hasanaw" (yang artinya "dan juga kebahagiaan akhirat"), untuk
memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu
bukan surga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah
sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal
soleh kita, tetapi karena rahmat Allah.

Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari
puasa dan sholat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk
surga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita
tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.

Kata Nabi SAW, "Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan
kalian ke surga". Lalu para sahabat bertanya: "Bagaimana dengan Engkau
ya Rasulullah ?". Jawab Rasulullah SAW : "Amal soleh saya pun juga tidak
cukup". Lalu para sahabat kembali bertanya : "Kalau begitu dengan apa
kita masuk surga?". Nabi SAW kembali menjawab : "Kita dapat masuk surga
hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata".

Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan
untuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah
itulah kita mendapatkan surga Allah (Insya Allah, Amiin).

Kamis, Oktober 30, 2008

Kenapa Bingung Soal Cinta?



Dalam dunia Islam pertemanan atau persahabatan adalah suatu hubungan yang terpenting setelah orang tua, karena lingkungan tersebutlah yang banyak berperan dalam membentuk pribadi seseorang. Ketika ia salah / kurang pandai memilih lingkungan yang seharusnya ditempatinya, maka ia kan menjadi sesosok pribadi yang langkah-langkah hidupnya penuh dengan cela dimata masyarakat.


Sekarang soal “cinta”. Tidak sedikit orang yang bingung soal cinta, tidak tua atau muda, tidak pandai atau bodoh…, mereka pada umumnya masih mencari-cari apa cinta sebenarnya? Kenapa semua orang memburunya? Kenapa semua orang membutuhkannya?.
Didalam kebimbangan tersebut, adalah pihak-pihak yang berkepentingan untuk menyesatkan manusia, segera ia mengambil tempat sehubungan dengan peluang emas yang ia lihat yakni “kebingungan” tersebut. Ia mencoba menyuguhkan “manisan-manisan” yang membuat orang “ngaruy”. Ia paparkan apa itu cinta sebenarnya yang jelas-jelas jauh sekali dari nilai-nilai kebenaran. Cinta yang ia paparkan adalah cinta yang berdasarkan birahi semata, yang senantiasa mengumbar nafsu syaiton belaka, manun manusia-manusia itu tidak menyadarinya.
Para remaja pada umumnya, mereka begitu berhasrat untuk memiliki seorang “pacar”, dengan dalih ingin dicintai _ ia melupakan cinta kedua orang tuanya. Ia bahkan berani ngeyel terlebih lagi membentak pada orang tua nya atau siapapun yang mengingatkannya akan cinta hakiki, dengan dalih “mereka” tidak mengerti perasaannya.
Mari kita jujur pada diri kita sendiri, apakah kita benar-benar paham apa cinta sebenarnya? Sesungguhnya kita hanyalah orang-orang yang sok tau, yang hanya bisa menyalahkan kebenaran demi pembenaran kehendak nafsu kita.
Anakku…
Sesunguhnya cinta itu tidak pernah berdusta, lantas kenapa kau tega mendustai Ayah_ibumu dengan alasan cinta.
Sesungguhnya cinta itu senantiasa membuat hatimu tentram, lantas kenapa hatimu senantiasa resah/gelisah dengan alasan cinta.
Sesungguhnya cinta itu senantiasa membuat orang bahagia, lantas kenapa hatimu merasa sedih bahkan sengsara dengan alasan cinta.
Anakku…
Dengan alasan cintamu, kamu lupakan cinta hakiki dari Tuhanmu, sehingga kau mengingkari Nya, Dengan alasan cintamu, kau tega lupakan cinta tulus suci dari kedua orang tuamu. Pendek kata…, cinta yang kau anggap cinta adalah Dosa-dosa yang tebungkus manis, olahan syetan laknatullah. Tanpa kau sadari kau adalah pengikutnya yang gigih membela ide-idenya… NAUDZUBILLAHI….!!!
ANAKKU…, SEGERA KEMBALILAH PADA FITRAHMU, RAIHLAH CINTA TUHANMU, PERCAYALAH CINTA DARI RABB MU YANG KAN MEMBAWA KEBAHAGIAAN SAMPAI AKHIRAT KELAK…
ANAKKU …. JIKA MATAMU TERBUKA SAAT INI, SEGERALAH BERLARI SECEPAT MUNGKIN KAU BISA, TINGGALKAN IDE-IDE CINTA GILA YANG SEMU DARI KEBAHAGIAAN ITU…

baik..., baik.., baik....


Dulu dan kini, Itumah dulu…,Inimah kini…
Kenapa harus begitu? Kenapa juga tak sebaliknya?

Benarlah kini baru kusadari
Bahagia datang bila harap diraih
Bila cita dan nyata bersatu
Bila akhir cerita berpihak ….


Rumah idaman….
Rukun, damai, cinta, percaya, hormat…
Bila hak suami adalah kewajiban istri
Bila kewajiban suami adalah hak istri
Bila sesuatu yang lebih baik adalah utama
Bila akal sehat jadi pengolah sikap
BILA ALLAH ADALAH SEGALANYA…

Anak…
Kehadiranya adalah dambaan…
Bila terlahir putih, membahagiakan
Bila terlahir hitam, menyenangkan
Bila terlahir sempurna, melegakan
Bila terlahir pria, meriangkan
Bila terlahir wanita, melapangkan
Semua adalah ni’mat-Nya
Sepatutnya ia terlahir sebagai ‘prajurit’
Pembela agama Allah….., ALLAHU AKBAR.!!

Selasa, Oktober 28, 2008

Dilema Tulang Rusuk

batang bengkok & rapuh, sehingga kita dihadapkan pada situasi dilematis untuk meluruskannya...tahukah anda apa yang dimaksud? dia adalah si tulang rusuk....

coba anda luruskan dia dengan cara paksa, maka dia akan patah, atau anda biarkan dia, dengan penuh cita bahwa ia akan bisa lurus dengan sendirinya, itu nyaris gak mungkin terjadi..., memang fitrahnya dia bengkok...
jadi apa yang bisa kita lakukan untuk sekedar meluruskan rusuk bengkok itu...
tiada lain caranya adalah dengan penuh kehati-hatian, bersabar karena mungkin akan memakan waktu yang cukup lama.

aku sadar...
kejujuranku tadi pagi membuatmu sedih...
tapi aku juga sadar...
kalo aku diam, maka kaupun akan tetap bersedih...
entahlah apa yang terjadi diantara kita...
seakan-akan aku tak bisa menerima keadaan ini...
padahal aku sudah sering menampar diriku sendiri...
hanya untuk coba bangunkan aku dari lamunan..
ahhh.... apa ini...?

Minggu, Oktober 19, 2008

Aku gak boleh berharap, masa sich?



- seorang ayah menginginkan anaknya sukses....., itu adalah harapan...
- seorang pekerja ingin dapat penghasilan dari usahanya ..., itu juga harapan...
- seorang manusia ingin dihargai manusia lainnya...., itu juga harapan...
- seorang hamba ingin mendapat surga atas amal solehnya, itu juga harapan...
- dll.....
lantas apa iya hanya karena kita tidak ingin kecewa, lalu membuang jauh-jauh segala harapan itu...
padahal kalo kita lihat lebih jauh... nyata harapan itu adalah "ruh" bagi aktivitas keseharian kita... tanpa ruh itu aktivitas tidak akan ada...., lantas untuk apa kita berbuat.... sementara kita tidak yakin akan "buah" dari upaya kita... (untuk apa?)

kenapa Allah mengabarkan kita akan surga dan neraka....(tempat pulang kita ..) tiada lain agar manusia terangsang untuk berharap atas nikmat surga itu.... sehingga ia mau melakukan segala konsekwensi dari harapannya itu... yang kemudian di refleksikannya melalui perbuatannya sehari-hari...

ya memang aku sempat kecewa dan sedih..., ya memang aku tahu kamu peduli dengan segala nasehatmu untuk ku..., tapi kalo kamu sarankan aku untuk berhenti berharap, maafkan aku sobat... aku kira kali ni aku tidak bisa ikuti nasehatmu...

JUJUR...., AKU MASIH SANGAT MEMERLUKAN HARAPAN-HARAPAN ITU.... PADA ALLAH, PADA ORANG TUA, PARA ISTRI, PADA ANAK, PADA SAUDARA, PADA SAHABAT, PADA KAWAN, BAHKAN KEPADA MUSUH-MUSUHKU....

DENGANNYA AKU MENGOBARKAN SEMANGATKU UNTUK TERUS MENJALANI HIDUP INI....

Ok sob..., biarkan "pertengakaran kecil" ini menjadi warna keakraban kita...

Selasa, September 23, 2008

kadar CINTA


sering kita dengar atau bahkan kita sendiri berpikir bagaimana orang bisa berbagi cinta?
Ketika seseorang berpoligami,maka bagaimana ia dapat membagi cinta? terlintas dipikiran kita munking ia membaginya untuk istri pertama 50% dan untuk istri kedua 50%. lantas bagaimana kalo istrinya tiga atau empat? mungkin 100% dibagi empat,
kemudian berapa proporsi cinta untuk orang tua, anak, saudara, sahabat dan teman-teman...
ya... mungkin kita masih bisa jawab, "yaa tinggal dibagi aja dengan banyaknya orang yang dicintai". saya kira tidak!! bagaimana kalo seseorang punya teman ratusan bahkan ribuan. dapat kita bayangkan betapa kecil proporsi cinta kita untuk mereka.
untuk itu saya rasa kurang tepat kalo kira punya pemikiran seperti gambaran diatas. lantas saya punya persepsi lain tentang kadar cinta ini, yakni kita sebagai pribadi, masing2 memiliki cinta yang utuh (100%), murni cinta itu milik kita, dengan siapapun kita senantiasa mencintai dengan 100% cinta kita sehingga kita tidak membagi-baginya sampai kita sendiri kehabisan cinta itu. dengan orangtua kita cinta 100%, begitupun dengan pasangan hidup, anak, saudara, sahabat, teman dll terlebih lagi untuk Allah tuhan kita.
dengan demikian kita dapat melihat cinta kita memenuhi seisi alam ini...ANDA SETUJU..??

LANTAS, siapa yang dapat kita banggakan?

ketika semua orang telah menyakiti kita, ketika semua orang tidak bisa lagi memenuhi harapan kita, maka siapa lagi yang dapat kita banggakan?
entahlah, kita hidup seorang diri, tanpa teman, tanpa sahabat, tanpa orang2 yang kita cintai.

Rabu, Agustus 20, 2008

Kenapa Harus Kita ?

hidup memang sulit ditebak, kadang senang-kadang susah, kadang tertawa-kadang menangis. namun tidak dipungkiri memang itulah romantika hidup.

sesekali kita merasa, kenapa harus selalu kita yang susah...., kenapa bukan orang lain saja... betapa kita tidak tahu kenapa susah itu "dicipta" tuhan untuk kita, dan nyaris saja kita sok tahu bahwa bahagia harusnya kita...

lantas bisakah segala segala pase hidup itu terasa bahagia?
--- yup...!! pasti bisa dan harus bisa. bagaimana...?

"hanya dengan menyadari bahwa itulah kadarnya kita..., menerima segala sesuatu sesuai ukuran kemampuan kita..., tidak akan lebih"

Yakin Pasti Bahagia?? PASTII...